Unknown
On Kamis, 29 Oktober 2015
Bahasa Indonesia
Diksi atau Pilihan Kata
Definisi Kosa Kata
Kosakata (bahasa Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosakata. Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.
Menurut Soedjito (2009: 24) kosakata atau perbendaharaan kata diartikan sebagai:
1. Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa
2. Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis
3. Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan
4. Daftar kata yang disusun seperti kamus serta penjelasan secara singkat dan praktis
Sedangkan kosakata yang di ungkapkan oleh Richards, Platt dan Webber (1985) merupakan seperangkat leksem yang meliputi kata tunggal, kata majemuk, dan idiom.
Sementara itu Valette (1977) mengemukkan bahwa kosakata adalah kata atau kelompok kata yang memiliki makna tertentu. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan kata-kata yang memiliki suatu arti yang dimiliki oleh manusia untuk digunakan dalam berbahasa dan berkomunikasi.
Jenis-jenis kosakata
Menurut Hurlock (1978: 187) anak mempelajari dua jenis kosakata yakni kosakata umum dan kosakata khusus. Kosakata umum terdiri atas kata yang dapat digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda. Kosakata khusus terdiri atas kata arti spesifik yang hanya digunakan pada situasi tertentu. Hurlock (1978: 188) mengemukakan jenis-jenis kosakata, yaitu:
1. Kosakata umum
Kosakata umum terdiri dari kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan.
a. Kata benda. Kata yang pertama digunakan oleh anak adalah kata benda, umumnya yang bersuku kata satu yang diambil dari bunyi celoteh yang disenangi.
b. Kata kerja. Setelah anak mempelajari kata benda yang cukup untuk menyebutkan nama dan benda disekitarnya, mereka mulai mempelajari kata-kata baru khususnya yang melukiskan tindakan seperti ”beri”, ”ambil” atau ”pegang”.
c. Kata Sifat. Kata sifat muncul dalam kosakata anak yang berumur 1,5 tahun. Pada mulanya kata sifat yang paling umum digunakan adalah ”baik”, ”buruk”, ”bagus”, ”nakal”, ”panas” dan ”dingin”. Pada prinsipnya kata-kata tersebut digunakan pada orang, makanan dan minuman.
d. Kata keterangan. Kata keterangan digunakan pada umur yang sama untuk kata sifat. Kata keterangan yang muncul paling awal dalam kosakata anak, umumnya adalah ”disini” dan ”dimana”.
2. Kosakata Khusus
Kosakata khusus terdiri dari Kosakata warna, Kosakata jumlah, Kosakata waktu, Kosakata uang, Kosakata ucapan populer, dan Kosakata sumpah.
a. Kosakata warna. Sebagian besar anak mengetahui nama warna dasar pada usia 4 tahun. Seberapa mereka akan mempelajari nama warna lainnya bergantung pada kesempatan belajar dan minat mereka tentang warna.
b. Kosakata jumlah. Dalam skala inteligensi Stanford-Binet, anak yang berusia 5 tahun diharapkan dapat menghitung tiga objek dan diharapkan dapat menghitung 3 objek dan pada usia 6 tahun diharapkan cukup baik memahami kata ”tiga”, ”sembilan”, ”lima” untuk menghitung biji.
c. Kosakata waktu. Biasanya anak yang berusia 6 atau 7 tahun mengetahui arti pagi, siang, musim panas dan musim hujan.
d. Kosakata uang. Anak yang berumur 4 atau 5 tahun mulai menamai mata uang logam sesuai dengan ukuran dan warnanya.
e. Kosakata ucapan populer. Kebanyakan anak yang berusia 4 sampai 8 tahun khusunya anak lelaki menggunakan ucapan populer untuk mengungkapkan emosi dan kebersamaan dengan kelompok sebaya.
f. Kosakata sumpah. Sumpah, terutama oleh anak digunakan mulai pada usia sekolah untuk menyatakan bahwa ia sudah besar, menyadari perasan rendah dirinya, menegaskan kejantanannya dan menarik perhatian.
Perluasan kosakata
Keraf (2001: 65-67) membagi tahap perluasan kosakata sebagai berikut:
1. Masa Kanak-kanak. Perluasan kosakata pada anak-anak lebih ditekankan kepada kosakata, khususnya kesanggupan untuk nominasi gagasan-gagasan yang konkret (nyata). Ia hanya memerlukan istilah untuk menyebutkan kata- kata secara terlepas.
2. Masa Remaja. Pada waktu anak menginjak bangku sekolah, proses tadi masih berjalan terus ditambah dengan proses yang sengaja diadakan untuk menguasai bahasanya dan memperluas kosakatanya.
3. Masa Dewasa. Pada seseorang yang meningkat dewasa, kedua proses tadi berjalan terus. Proses perluasan berjalan lebih intensif karena sebagai seseoang yang dianggap matang dalam masyarakat, ia harus mengetahui berbagai hal, berbagai keahlian dan keterampilan, dan harus pula berkomunikasi dengan anggota masyarakat dengan semua hal itu.
Penguasaan kosakata
Penguasaan kosakata sangat penting dalam berbahasa, semakin kaya kosakata yang dimiliki oleh seseorang semakin besar pula keterampilan seseorang dalam berbahasa (Tarigan, 1989). Fahrudin dan Jamaris (2005) mengemukakan bahwa kemampuan penguasaan kosakata dibagi kedalam dua kelompok yaitu: penguasaan kosakata reseptif dan produktif.
1. Penguasaan reseptif adalah proses mamahami apa-apa yang dituturkan oleh orang lain, reseptif diartikan sebagai penguasaan pasif.
2. Penguasaan produktif adalah proses mengkomunikasikan ide, pikiran, perasaan melalui bentuk kebahasaan.
Penguasaan kosakata dalam aktivitas dan kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat besar, karena buah pikiran seseorang hanya dapat dimengerti dengan jelas oleh orang lain jika diungkapkan dengan menggunakan kosakata.
Selanjutnya Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris (2005: 12) mengemukakan bahwa kapasitas bahasa seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu.
Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia
Kata merupakan unsur utama dalam membentuk kalimat. Selain bentuk dasarnya, kata juga dapat dibentuk melalui proses morfologis, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (perulangan), dan komposisi (penggambungan) untuk menyampaikan maksud yang terkandung di dalam kalimat. Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan atau jabatan seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam kaitannya dengan jabatan di dalam kalimat dan hubungannya dengan fungsi serta makna yang ditunjukkannya, kata dikategorikan ke dalam kelas kata. Dalam perkembangan tata bahasa Indonesia, terdapat banyak rumusan tentang kelas kata oleh para ahli bahasa.Namun secara umum, kelas kata terbagi menjadi berikut ini. 1. Kata kerja (verba) 2. Kata sifat (adjektiva) 3. Kata keterangan (adverbia) 4. Kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), kata bilangan (numeralia) 5. Kelompok kata tugas ialah : Kata Sandang (artikel) Kata Depan (preposisi) Kata Hubung (konjungsi) Partikel Kata Seru (interjeksi)
Frasa adalah bagian kalimat yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang hanya menduduki satu fungsi atau jabatan di dalam kalimat.Di dalam kalimat terdapat subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K), dan pelengkap (pel).
Kata Serapan
Kata serapan dalam bahasa Indonesia sangat sering kita pakai saat menulis artikel. Dalam ragam artikel tertentu, bahkan kata serapan yang kita pakai cenderung lebih banyak ketimbang ragam lainnya. Misalnya dalam penulisan artikel ragam ilmiah.
Kata serapan dalam bahasa Indonesia, jika melihat asal-usulnya, ada yang berasal dari bahasa Sansekerta, Belanda, Portugis dan Arab serta Cina dan Inggris. Lalu, dari sisi tingkat penerimaan dalam bahasa Indonesia, kosakata serapan itu secara umum terbagi dalam dua kelompok.
Yang pertama, kata-kata asing itu belum terserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia. Yang kedua, kata-kata serapan yang sudah lebih diterima sebagai kosakata bahasa Indonesia. Ditandai dengan cara pengucapan dan penulisan yang sudah menyesuaikan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Contoh;
Kata-kata dari bahasa asing yang belum terserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata serapan tersebut dipakai dalam bahasa Indonesia, tapi cara penulisan dan pengucapan masih mengikuti kaidah bahasa asal.
shuttle cock
reshuffle
Kosakata dari bahasa asing yang penulisan dan pengucapannya sudah menyesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
kubik (berasal dari bahasa asing cubic, ada penyesuaian pengucapan dan penulisan)
manfaat (berasal dari bahasa asing manfa’ah, ada penyesuaian pengucapan dan penulisan)
Dalam proses penyerapan kosakata asing menjadi kosakata bahasa Indonesia, ada banyak kaidah yang mengatur proses pembentukan kata baru. Sebuah huruf tertentu akan berubah menjadi huruf lainnya begitu kosakata asing itu kita serap menjadi kosakata bahasa Indonesia. Sebagian lainnya tak berubah. Coba perhatikan beberapa contoh berikut;
Jika ‘ (ain Arab) diikuti dengan (a) menjadi (‘a), dalam kaidah bahasa Indonesia diserap menjadi (a) saja.
Contoh;
(manfa’ah ) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (manfaat)
(sa’ah) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (saat)
Catatan: contoh-contoh kata serapan di atas, selain mengalami penyesuaian penulisan juga pengucapan.
Huruf (aa dalam bahasa Belanda), dalam bahasa Indonesia berubah menjadi (a)
Contoh;
(octaaf) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (oktaf)
(paal) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (pal)
Gabungan vokal (ae) diserap dalam bahasa Indonesia menjadi dua bentuk, ada yang tetap (ae) dan ada yang berubah menjadi (e)
Contoh (ae) yang tidak berubah;
(aerobic) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (aerobik)
(aerodinamics) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (aerodinamika)
(aerobe) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (aerob)
Contoh (ae) yang berubah menjadi (e)
(haemoglobin) jika diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (hemoglobin)
Gabungan vokal (ai) tetap menjadi (ai)
Contoh;
(trailer) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (trailer)
(caisson) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (kaison)
Dalam kaidah ketatabahasaan Indonesia, kosakata serapan sudah begitu banyaknya. Tapi masalahnya, banyak yang abai, mulai dari sejarah katanya atau etimologi hingga kebakuan menurut Ejaan Yang Disempurnakan EYD. Padahal, salah satu syarat dalam menulis artikel yang bagus, kepatuhan pada kaidah ketatabahasaan sangat penting artinya. Nah, untuk mengetahui lebih dalam tentang kaidah dan proses pembentukan kata serapan, simak Kaidah Ejaan Kata Serapan.
Kata Pinjaman
Kata pinjaman ialah kata yang dipinjam dari satu bahasa lalu diterapkan dalam satu lagi bahasa. Sungguhpun demikian, istilah kata pinjaman tidak menyampaikan maknanya setepat-tepatnya, kerana kata yang dipinjam tidak dipulangkan kepada bahasa "peminjam". Kata pinjaman sering digunakan untuk konsep atau gagasan yang eksotik (asing kepada sesebuah masyarakat penutur bahasa). Misalnya, haiwan yang tidak berasal dari Nusantara diberi kata pinjaman dalam bahasa Melayu (cth: "singa" dari bahasa Sanskrit), dan kebanyakan istilah khusus untuk muzik klasik Eropah dipinjam dari bahasa Itali.
Berbeda pula dengan kata fungsi seperti kata ganti nama, bilangan, dan perkataan yang memaksudkan konsep sejagat yang jarang menggunakan kata pinjaman.
Imbuhan dalam Bahasa Serapan
No Imbuhan Kata Arti
1 A- Apolitis Tidak
2 Ab- Abnormal Tidak
3 Adi- Adidaya Utama
4 Aero- Aerofon Udara
5 -ah Ilmiah Bersifat
6 -al Kolonial Bersifat
7 Anti- Antigen Tidak
8 -ar Trotoar Bersifat
9 -asa Putus asa Jiwa
10 -asi Evaporasi Proses
11 -at Muslimat Orang
12 Audio- Audiovisual Suara
13 Auto- Autobiografi Sendiri
14 -bel Fleksibel Bersifat
15 Bi- Binormal Tidak
16 Catur- Catur wulan Empat
17 Dasa- Dasadarma Sepuluh
18 Deka- Dekawarna Sepuluh
19 Di- Diprotik Dua
20 Dwi- Dwiwarna Dua
21 Ekso- Eksoterm Luar
22 Ekstra- Ekstrasel Lebih
23 -en Konsumen Orang
24 Endo- Endodermis Dalam
25 Epi- Epidermis Luar
26 -er Apoteker Orang
27 Foto- Fotosintesis Cahaya
28 Geo- Geologi Bumi
29 -gi Teknologi Ilmu
30 -grafi Geografi Ilmu
31 Heksa- Heksapada Enam
32 Helio- Heliosentris Matahari
33 Hemo- Hemoglobin Darah
34 Hepta- Heptameter Tujuh
35 Hetero- Heterogen Beda
36 Hidro- Hidrometer Air
37 Hiper- Hipertensi Tinggi
38 Hipo- Hiposentrum Rendah
39 Homo- Homosapiens Sejenis
40 I- Iregular Tidak
41 Ide- Ideograf Lambang
42 -if Naratif Bersifat
43 -ika Informatika Ilmu
44 -in Muslimin Orang
45 In- Infertil Dalam
46 Infra- Infrastruktur Di dalam
47 Infra- Infrasonik Bawah
48 Inter- Interkoneksi Dalam
49 Intra- Intrasel Antar
50 -is Teroris Bersifat
51 -isasi Organisasi Proses
52 -isme Komunisme Paham
53 -it Stalagtit Atas
54 Ko- Korelasi Hubungan
55 Kom- Kompatriot Teman
56 Kon- Konferedasi Gabungan
57 Kontra- Kontrasepsi Berlawanan
58 Maha- Maha kuasa Besar
59 Makro- Makrometer Besar
60 Maks- Maksimal Besar
61 -man Seniman Orang
62 Mayor- Mayoritas Besar
63 Meso- Mesolitikum Tengah
64 Meta- Metalisis Perubahan
65 Mikro- Mikrofilamen Kecil
66 Mini- Minimarket kecil
67 Minor- Minoritas Kecil
68 Mono- Monoprotik Satu
69 Multi- Multifungsi Banyak
70 Neo- Neolitikum Baru
71 Non- Nonformal Tidak
72 -oid Weddoid Orang
73 -or Profokator Orang
74 Paleo- Paleolitikum Tua
75 Panca- Panca indra Lima
76 Pasca- Pascabayar Sesudah
77 Peri- Perihal Seputar
78 Poli- Poliprotik Banyak
79 Pra- Prasejarah Sebelum
80 Pro- Prorakyat Setuju
81 Pseudo- Pseudokata Palsu
82 -ra Pramugara Orang
83 Re- Reinkarnasi Kembali
84 -ri Pramugari Orang
85 Semi- Semifinal Tengah
86 Sub- Subkulit Bawah
87 Supra- Supranatural Lebih
88 Swa- Swasembada Sendiri
89 -tas Komunitas Hal
90 Tele- Telekomunikasi Jauh
91 Trans- Transmigrasi Pindah
92 Tri- Tripurusa Tiga
93 Tuna- Tunanetra Kehilangan
94 Ultra- Ultaviolet Sangat
95 -um Praktikum Benda
96 Uni- Uniseluler Satu
97 -us Politikus Pelaku
98 -wan Olahragawan Orang
99 -wati Binaragawati Orang
100 -wi Duniawi Bersifat
Contoh Kalimat:
1. Kolonial Belanda menyerang rakyat Indonesia tanpa perasaan.
2. Pemerintah Indonesia mengadakan kegiatan transmigrasi guna meratakan jumlah penduduk.
3. Para seniman Indonesia berlomba-lomba untuk mendapatkan penghargaan seniman profesional.
4. Banyak teroris yang mengebom tempat-tempat umum.
5. ASEAN merupakan organisasi yang sangat penting di Asia Tenggara.
6. Di Kebumen terdapat komunitas sepeda BMX.
7. Amerika Serikat semakin maju setelah mendapat julukan negara Adidaya.
8. Seiring majunya teknologi, alat-alat telekomunikasi semakin canggih.
9. Dalam kulit manusia terdapat lapisan epidermis yang melindungi lapisan di dalamnya.
10.Manusia purba hidup berburu dan meramu pada jaman prasejarah.
Bahasa Antar Makna
1.Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan atau kemiripan makna.
Contoh:
Siuman=sadar,datang=tiba=sampai
2.Antonim adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan.
Contoh:
besar-kecil,atas-bawah,siang-malam
Antonim dibedakan menjadi:
a.Antonim kembar :Putra-putri,dewa-dewi,pemuda-pemudi.
b.Antonim gradual :Panjang-pendek,tinggi-rendah,tua-muda.
c.Antonim relasional :Suami-istri,guru-murid,penjual-pembeli.
d.Antonim majemuk :Emas-perak,gelang-kalung,pintu-jendela,dan sebagainya
e.Antonim hierarkis :Jendral-kopral,kilometer-meter,dan sebagainya.
3.Polisemi adalah suatu kata yang memiliki makna ganda.Namun demikian,diantara makna tersebut masih terdapat hubungan makna:
Contoh :
Anak saya sakit(keturunan)
Ia anak buahku(bawaan)
Hati-hati,anak tangga itu rapuh(bagian tangga yang di injak)
4.Hiponim adalah suatu kata yang maknanya telah mencakup oleh kata yang lain.Hubungan makna kata satu dengan yang lain akan menghasilkan kata(superordinat dan subordinat) Pakaian Superordinat(hipernim) Baju Celana Kaos Subordinat(hiponim)
5.Hipernim adalah suatu kata yang maknanya mencakup kata lain.
Contoh:
Bunga
Melati Menur Mawar
6.Homonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbada artinya.
Contoh :
Bulan ini adikku menikah,malam ini bulan tidak bersinar
7.Homofon adalah kata-kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi ejaan dan artinya berbeda
Contoh :
saya tidak sangsi lagi.
Yang melanggar akan mendapatkan sanksi.
Dilarang masuk dalam ladang perburuan.
Kita harus mentaati Undang-undang Perburuan.
8.Homograf adalah kata-kata yang memiliki tulisan sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Contoh :
Ia tidak tahu tentang masalah itu.
Nenekku suka makan tahu.
Catatan:Homonim sering dikacaukan dengan polisemi.Keduanya mempunyai perbedaan seperti sebagai berikut:
No Homonim No Polisemi
1. Berupa dua kata atau lebuh 1. Berasal dari satu kata
2. Tidak ada hubungan arti 2. Ada hubungan arti
3. Dipergunakan secara denotatif 3. Dipergunakan secara konotatif kecuali kata induk
4. Contoh: Bisa ular bisa mengakibatkan kematian 4. Contoh: Kepala kantor iu sedang sakit kepala
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata
http://aaps10.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-kosakata-menurut-para-ahli.html#
http://deden-arpega.blogspot.co.id/2013/09/jenis-jenis-kata-dalam-bahasa-indonesia.html
http://www.penulisartikelbagus.com/kata-serapan-dalam-bahasa-indonesia/
https://ms.wikipedia.org/wiki/Kata_pinjaman
http://fefidwip.blogspot.co.id/2013/06/imbuhan-serapan.html
http://d3asy.blogspot.co.id/2010/04/hubungan-makna.html